Profil Gemindo Jemaat Diaspora Batam

Sabtu, 22 September 2012

DIBERKATI UNTUK MENJADI BERKAT

Nats : 2 Korintus 8:1-7 Tujuan : Jemaat mengerti alasan memberikan berkat Jemaat mengerti aspek-aspek berkat Pendahuluan Latar belakang 2 Korintu 8 2 Korintus 8 ini dituliskan oleh Paulus kepada jemaat di Korintus, dengan maksud ingin mengingatkan mereka akan janji jemaat Korintus. Jemaat Korintus pernah berjanji kepada Paulus untuk memberikan berkat yang mereka miliki berupa sumbangan dana bagi Yerusalem. Namun, dengan berjalannya hari, mereka mulai undur dari janji mereka sendiri dan Paulus melalui surat ini ingin kembali menegaskan apa yang menjadi janji jemaat Korintus. Peralihan : Untuk dapat menjadi seorang percaya yang membagikan berkat, maka kita perlu mengerti alasan firman Tuhan terhadap berkat tersebut, sehingga berkat itu dapat kita sampaikan kepada sesama kita, saudara ataupun rekan dan keluarga kita. Isi Semua manusia di dunia ini mau dan membutuhkan berkat. Berkat umum yang didapat, diantaranya: Keluarga Harta Jabatan Perlindungan Kebahagiaan Kesejahteraan, dll Orang yang percaya kepada Yesus, akan menambahkan beberapa point berkat, yang saya namakan dengan berkat khusus, diantaranya: Berkat keselamatan Firman Tuhan untuk mengarahkan hidup kita Roh Kudus untuk menegur dan mengingatkan hati kita Talenta untuk melayani Namun, jangan dilupakan semua berkat ini harus kita bagikan kepada setiap orang yang membutuhkan, termasuk orang yang belum percaya kepada Tuhan. Mengapa? Ada 3 alasan tentang membagikan berkat yang dapat kita pelajari melalui firman Tuhan pada hari ini: 1. Berkat berasal dari kasih karunia Allah (ay.1) Di dalam firman Tuhan ini, Paulus menceritakan kepada jemaat Korintus tentang bagaimana komitmen memberi di dalam jemaat Makedonia. Jemaat Makedonia ini adalah salah satu jemaat Paulus yang berhasil di dalam pengabaran injil, sehingga mereka mampu berkomitmen untuk menjadi berkat atau memberi berkat bagi oranglain. Jemaat Makedonia sadar akan pekerjaan Tuhan bagi mereka, sehingga mereka tidak hanya mau menerima dan dinikmati sendiri saja, namun mereka mau membagikannya kepada orang yang membutuhkan, sehingga orang yang mendapat berkat dari jemaat Makedonia pun beroleh sukacita. Mereka mau mensyukuri berkat Tuhan itu dengan membagikan berkat yang mereka dapati kepada orang yang membutuhkan. Paulus di sini mengingatkan bagaimana berkat adalah anugerah Allah yang diberikan kepada setiap orang percaya. Dengan kesadaran inilah maka, Paulus sebenarnya meminta kepada jemaat Korintus untuk sadar akan kasih karunia Allah ini yang telah mereka terima. Paulus berharap bahwa saat jemaat Korintus membaca surat ini, mereka sadar bahwa mereka memiliki berkat dari Allah maka mereka juga mau bagikan kepada orang-orang di Yerusalem yang pada saat itu sedang membutuhkan dana. Begitu juga dengan setiap kita sebagai orang yang telah beroleh berkat yang besar dari Tuhan. Kita mau sadar bahwa berkat yang selama ini kita dapat asalnya dari Tuhan dan dengan kesadaran inilah kita tidak maenyimpan berkat itu sendiri saja, namun kita mau membagikannya bagi orang-orang yang ada disekitar kita. Berkat apa saja dapat kita berikan kepada oranglain yang membutuhkan, misalnya: jika kita ini seorang yang berkecukupan di dalam hal materi, maka kita sadari bahwa semuanya itu datangnya dari Tuhan, kita mau bersyukur kepada-Nya dengan bagikan berkat yang kita miliki itu untuk membantu mencukupkan kebutuhan orang-orang yang berkekurangan. Jika kita seorang guru, kita diberi berkat oleh Tuhan untuk mampu mengajar para siswa, maka mari kita gunakan berkat itu untuk mengajar para siswa sebagai ucapan syukur kepada Tuhan. Contoh : seperti jemaat mula-mula di dalam kisah pararasul. Mereka mau saling berbagi berkat sebagai kesadaran mereka akan asal berkat itu dan ucapan syukur kepada Tuhan atas berkat yang telah diberikan kepada mereka. 2. Memberi berkat bukti ketaatan kepada firman Tuhan (ay. 2-4) Dalam firman Tuhan kali ini, Paulus menjelaskan melalui suratnya kepada jemaat Korintus tentang alasan lain harus memberikan berkat, yaitu sebagai bukti ketaatan kepada firman Tuhan. Alkitab selalu mengajarkan kasih dan peduli sesama. Namun, ini perlu dibedakan dengan agama lain. Peduli dan kasih agama lain lebih kepada beroleh ketenangan batin, agar tuhan memberikan mereka pahala yang besar dan agar mereka beroleh selamat. Namun, di dalam keKristenan, kasih dan peduli sesama sebagai lambang nyata perubahan hidup orang yang sudah percaya kepada Tuhan. Hidup orang yang percaya tidak lagi mementingkan diri sendiri, tidak lagi bersikap ingin menang sendiri ataupun ingin menikmati berkat itu sendiri. Namun, saat seorang sudah beroleh keselamatan dari Yesus, maka ia akan patuh terhadap firman Tuhan untuk peduli dan mengasihi sesama manusia. Peduli dan kasih inilah yang menjadi bagian di dalam jiwa orang percaya, sehingga mereka dengan rela hati, sukacita mau memberikan berkat bagi oranglain. Jika kita simak, inilah yang Paulus saksikan tentang jemaat Makedonia. Bahkan dijelaskan oleh Paulus bahwa jemaat Makedonia bukan hanya memberikan berkat berdasarkan kemampuan mereka sendiri, namun mereka mau memberikannya di dalam berbagai situasi bahkan mereka berikan lebih. Inilah bukti firman Tuhan sudah menjadi bagian di dalam jiwa jemaat Makedonia. Seharusnya firman Tuhan pun menjadi bagian jiwa kita, sehingga saat kita menjalankan firman Tuhan, khususnya pada saat ini mengenai memberi berkat, kita mau memberikannya sebagai suatu ketaatan kepada firman-Nya. Dengan rela dan dengan sukacita kita mau memberikan berkat bagi mereka yang membutuhkan. Memang Tuhan tidak pernah berjanji kepada kita setiap hari menjadi seorang yang kaya atau tidak akan mengalami kesulitan hidup. Namun, ingatlah bahwa firman itu sudah menjadi bagian dari hidup kita, maka kita mau tetap membagikan berkat itu di dalam segala keadaan yang kita alami. Contoh : suatu kali ada seorang hamba Tuhan yang sudah cukup berusia. Beliau tidak pandai berkhotbah ataupun melakukan pelayanan di atas mimbar. Namun, situasi ini tidak membuat beliau patah semangat. Dengan sukacita dan rela hati beliau melakukan pelayanan lain yang bisa dilakukan dengan baik, yaitu menjadi pendoa syafaat dan melakukan pembesukan. Dikarenakan beliau melakukan dengan rela hati dan cukacita, maka banyak jemaat yang beroleh berkat melalui pelayanannya. Inilah hamba Tuhan yang pernah melayani bersama saya di suatu gereja. Hamba Tuhan ini membuktikan bahwa firman Tuhan sudah menjadi bagian di dalam jiwanya, maka ia taat menjalankan firman itu di dalam kehidupannya sehari-hari. Keadaan dan situasi bukanlah alasan seseorang untuk tidak membagikan berkat. Justru di dalam keadaan yang sulitlah seseorang bisa menjadi berkat bagi orang lain. Inilah yang menyatakan bahwa firman Tuhan sudah melekat di dalam dirinya dan menjadi bagian di dalam hidupnya, sehingga ia mau taat menjalankan firman Tuhan itu. 3. Memberi berkat sebagai alat bersaksi bagi orang percaya (ay.5-7) Jemaat Makedonia jelas memberikan berkat bukan hanya berupa materi saja, namun mereka terlebih lagi menyerahkan diri untuk menjadi pengabar-pengabar firman Tuhan. Pertama-tama mereka memberikan dirinya kepada Tuhan, sebagai suatu komitmen pribadi mereka untuk menjadi seorang yang percaya kepada Tuhan dan menjadi seorang yang memperoleh hidup baru, namun, mereka merasa tidak cukup hanya sampai dibagian mereka menyerahkan diri kepada Tuhan. Mereka merasa ada yang masih kurang, yaitu mereka mau memberikan diri mereka menjadi pengabar firman Tuhan. Mengapa demikian? Sebab mereka tahu dan sadar banyak orang yang masih membutuhkan berkat firman Tuhan dan berkat keselamatan. Jemaat Makedonia sudah memperoleh keselamatan dan firman Tuhan itu terlebih dahulu melalui pelayanan Paulus bersama rekan-rekannya, maka jemaat Makedonia mau kembali membagikan berkat itu bagi setiap orang yang belum mengenal Yesus. Mereka memiliki kerinduan yang sangat mendalam untuk menjadi saksi Kristus bagi orang lain, sebab mereka tersentuh hatinya saat menyadari masih banyak orang yang membutuhkan injil, sedangkan hamba Tuhan sedikit. Jemaat yang dikasihi Tuhan, melalui bagian ini kita mau belajar bukan hanya kita menyerahkan diri kepada Tuhan sebagai seorang yang percaya, namun saat kita menyerahkan diri kepada Tuhan, kita mau berkomitmen untuk memperoleh hidup yang dibaharui Tuhan. Setelah beroleh hidup yang dibaharui Tuhan, maka kita harus menjadi saksi bagi setiap orang yang belum percaya kepada Tuhan dengan membagikan berkat yang kita miliki. Yang dibutuhkan oleh orang percaya adalah kerinduan untuk membagikan berkat yang telah Tuhan berikan kepada kita, sehingga kita menjadi saksi Kristus ditengah dunia. Seseorang bisa saja menjadi berkat berupa kesaksian yang dilakukan bukan di atas mimbar, namun melalui teladan hidup yang disampaikan kepada orang yang belum percaya kepada Allah. Contoh : Yosua adalah pemimpin bangsa Israel yang Tuhan telah pilih. Ini merupakan berkat baginya, maka Yosua mau membagikan berkat itu dengan menjalankan kepemimpinannya sesuai dengan firman Tuhan, sebab ia mau menjadi saksi di dalam bangsa Israel. Begitu juga dengan setiap kita. Ia tahu saat ia menyatakan diri dihadapan Tuhan siap untuk menjadi pemimpin dengan berbagai proses yang harus ia alami terlebih dahulu, maka ia sadar kini ia mengalami pembaharuan hidup dari Tuhan dan harus ia buktikan melalui kesaksian hidupnya kepada bangsa Israel. Diantara kita ada yang menjadi pemimpin, baik pemimpin rumah tangga, pemimpin bagi anak-anak kita pemimpin perusahaan, pemimpin gereja. Saat kita dipilih menjadi pemimpin, maka jadilah saksi melalui kepemimpinan kita ini. Tuhan yang sudah memberikan kita berkat kepercayaan untuk menjadi seorang pemimpin, maka kita mau bagikan berkat itu sebagai pembaharuan hidup kita di dalam Tuhan, sebab kita ada alah saksi Kristus bagi sesama manusia, khususnya bagi setiap mereka yang belum mengenal Kristus. Penutup Aplikasi : Jadilah berkat bagi sesama manusia dengan menyadari bahwa: Berkat berasal dari Tuhan Memberi berkat adalah ketaatan kepada firman Tuhan (menjadi bagian dari jiwa kita) Memberi berkat sebagai alat bersaksi bagi orang yang belum mengenal Kristus (bukti pembaharuan hidup di dalam Kristus)

Senin, 17 September 2012

5 HAL UKURAN PERTUMBUHAN IMAN

Ada 5 (lima) hal yang dapat kita jadikan ukuran atau parameter pertumbuhan atau pendewasaan iman tersebut: 1) Mempunyai panca indera yang terlatih untuk membedakan yang baik daripada yang jahat. (Ibrani 5:14). Apakah gereja yang Saudara sering kunjungi itu membuat Saudara semakin terlatih membedakan benar-salah, baik-jahat, tepat-tidak tepat, bertanggungjawab-tak bertanggungjawab dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan bergereja? Apakah Saudara semakin terlatih bersikap yang benar dan baik dalam waktu, kata, janji dan komitmen, uang sendiri apalagi uang perusahaan/ negara/ gereja, budaya dan seksualitas? Jika ya, benarlah Saudara sedang bertumbuh. 2) Mampu membedakan hal-hal yang prinsipil dan tidak prinsipil, serta tidak mau terlibat dalam pertengkaran soal-soal sepele (I Kor 3:11). Apakah gereja yang sering Saudara kunjungi itu membantu Saudara membedakan persoalan prinsipil dan tidak prinsipil, membedakan tujuan dan alat mencapai tujuan, membedakan apa yang seharusnya (das sollen) dan apa yang ada (das sein)? Dan mendorong Saudara memperjuangkan dan kalau perlu mempertengkarkan hal-hal yang sangat prinsipil atau fundamental itu? Jika ya, benarlah Saudara bertumbuh. 3) Memiliki keteguhan sikap dan keyakinan penuh, serta tidak mudah diombang-ambingkan atau diperdaya. (Kol 4:12, Ef 4:12). Apakah gereja itu mendorong Saudara memegang teguh iman dalam kondisi dan situasi apa pun? Apakah Saudara semakin setia dan teguh kepada tujuan, pendirian iman, dan keyakinan Saudara walaupun berbeda atau bahkan bertentangan dengan kebanyakan orang? Apakah Saudara dimampukan mengambil keputusan-keputusan sendiri berdasarkan keyakinan dan hati nurani Saudara, atau malah semakin bergantung kepada pemimpin rohani Saudara? Jika ya, benarlah Saudara sedang bertumbuh? 4) tidak mudah terpesona kepada hal-hal yang sensasional, “ajaib” atau “aneh” (I Kor 14). Apakah Saudara semakin beriman dan sekaligus semakin rasional? Apakah Saudara di sana didorong untuk mengembangkan akal budi dan kemampuan nalar Saudara dan tidak asal percaya dan menelan saja berbagai berita, kabar, ceramah atau bahkan kotbah? Apakah Saudara semakin mampu membedakan mana bungkus dan mana isi dari suatu kotbah atau ajaran? Apakah Saudara makin menjauhi hal-hal sensasional, aneh atau ajaib, namun lebih menyukai iman yang sejati yang tumbuh melalui ketekunan, kerja keras, dan kesabaran? Jika ya, benarlah Saudara bertumbuh. Jika tidak, maka sebenarnya Saudara justru sedang mengalami kemunduran atau degradasi. 5) Bertanggungjawab dan terlibat dalam kehidupan jemaat dan masyarakat. Apakah Saudara semakin bertanggungjawab dalam kehidupan jemaat maupun masyarakat? Apakah Saudara semakin berpikir dan bekerja keras memberikan kontribusi bagi perbaikan gereja dan masyarakat dan tidak lagi mencari kesenangan dan kenyamanan sendiri semata? Jika ya, benarlah iman Saudara sedang bertumbuh dan menjadi dewasa.

Minggu, 02 September 2012

A PIECE 0F FAITH

A Piece of Faith. Only This Piece I Have, My Lord. Suatu kali murid-murid Yesus tergopoh-gopoh datang kepadaNya. "Guru..guru..tolong kami." "Kami perlu melakukan perkara-perkara yang besuuaaaaar.." "Tolong kami untuk punya kuasa lebih besar.." "Untuk itu perlu iman, kan? Kalau begitu beritahukan kepada kami, bagaimana caranya supaya dapat iman yang besoooaaaarr!" "Kalau bisa langsung jadi, lho!" Yesus cuma menjawab mereka, " Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu." ****** Kebanyakan dari kita memperoleh pengertian bahwa, maksud ucapan Yesus di atas adalah untuk mengingatkan kita betapa "ceteknya" iman kita. Begitu sangat cetek, sehingga kalau kita punya yang kecil sekali saja, kita sudah bisa membuat mukjizat melempar pohon atau gunung. Siapa dari antara pembaca yang sudah pernah melempar gunung ke laut? Ngga perlu ngacung, karena kebanyakan pasti belum. Jadi iman kita memang masih sangat dangkal. Ngga salah juga. Memang betul kok Cuma ketika sedang "chatting" lewat Internet dengan sobat saya yang pakai nickname: "Separuh Nafas" " dari namanya tercermin pergumulannya " tiba-tiba saya melihat ucapan Yesus itu dari sisi yang lain. Murid-murid itu berseru lepada Yesus, "Tambahkan iman KAMI!" Tambahkan sesuatu pada AKU. Biar AKU tambah besar. Dan melakukan perkara yang besar. Ini lho, -AKU " yang perlu tambah iman (dan kuasa) Tapi Yesus dengan enteng menjawab, "Kamu cuma perlu biji sesawi kok untuk melempar pohon ara.." Pohon ara dalam budaya Yahudi saat itu melambangkan sesuatu yang besar, kekuatan, kokoh, kekuasaan, megah, anggun. Mungkin seperti budaya tradisional Jawa yang suka pakai pohon beringin, contohnya lambang sila ke-3 Pancasila. Sedangkan sesawi? Duh, itu kan sayuran biasa. Yang ada di pasar dan dimakan oleh orang-orang kampung. Dan bijinya adalah biji yang paling kecil dari jenis-jenis sayuran yang lain. Sekonyong-konyong seolah terlintas humor metafora Yesus dan keajaiban paradoks-Nya. Kita selalu berpikir bagaimana kita tambah kuat dan besar. Dan berusaha mencari cara mengukur iman. Logika kita, kalau kita hendak mengangkat sesuatu yang berat, maka kita perlu tambahan energi yang lebih besar daripada sesuatu yang berat itu. Kalau kita ingin melakukan mukjizat-mukjizat yang menggoncangkan dunia, maka kita perlu iman yang lebih besar lagi. Tapi justru seolah-olah Tuhan Yesus mengabaikan pertanyaan murid-muridnya soal ukuran iman. Dia menyodorkan supaya kita menjadi biji sesawi saja, gantinya menjadi pohon ara. Bukan soal KITA-nya yang jadi besar, tapi justru kalau kita merasa lemah dan bergantung pada Tuhan, di situlah sumber kekuatan sejati. Justru kalau kita sadar, bahwa apa yang ada pada kita cuma biji sesawi, di situlah letak kekuatan kita. Bukan soal KITA yang jadi besar, tapi Tuhan yang jadi besar. Iman jadinya bukan ukuran kekuatan kita, tapi jadi ukuran penyerahan kita. Gantinya pohon ara yang megah, adalah biji sesawi yang sederhana. Gantinya keperkasaan, adalah kerendahan hati. Less of me, more of Him. Paulus berseru-seru agar duri dalam daging-nya dicabut seperti yang dia tulis dalam surat keduanya kepada jemaat Korintus. Tapi Yesus menjawab, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna" . Surat untuk Korintus yang kedua dipenuhi dengan kesesakan dan penderitaan Paulus dalam perjuanganNya. Dan Paulus akhirnya bisa berkata, "Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku". Iman yang besar. Seperti apa? Pada saat kita merasa kuat? Atau pada saat kita merasa lemah? Pada saat kita merasa diri kita seperkasa pohon ara, sehingga kita tidak perlu mengemis pada Tuhan? Atau pada saat kita merasa diri kita seperti biji sesawi, sehingga kita berseru pada Tuhan? Dan berkata, "Tuhan ini kelemahanku..biar kuasa Kristus saja yang menolongku atas dasar kasih karunia semata."

Selasa, 13 Maret 2012

Drama keluarga, "Little House On The Prairie".

1302839481838246011

Drama keluarga, Little House On The Prairie, merupakan film drama yang saya selalu tunggu di TVRI. Kisah keluarga petani yang dipernakan oleh Michael Landon (ayah) dan Mellisa Gilbert (Laura, putri petani) selalu menyajikan kisah yang menginspirasi.
Kehidupan keluarga petani seolah memberikan pesan akan indahnya kehidupan keluarga petani. Setiap seri dari drama keluarga ini membawakan tema yang sederhana, membawa penonton terpesona akan indahnya sebuah keluarga petani. Melihat peran Michael Landon sebagai ayah, bersama istrinya membesarkan anak-anaknya, serta Laura yang seolah seperti malaikat kecil yang selalu hadir bagi orangtua dan saudara-saudaranya.
Saya sangat kagum dengan Melisa Gilbert yang berperan sebagai Laura. Gadis kecil dengan rambut kepangnya, gigi kelinci serta senyum dan ketawanya membawa suasana menjadi hangat dalam keluarga itu. Keluarga yang dikisahkan sangat religius membawa pesan bagi penonton untuk menjadikan Tuhan sebagai pemimpin keluarga sehingga keluarga senantiasa dilindungi dan diberkati oleh Tuhan. Lihat saja ketika Laura memimpin doa makan bersama. Ini menjadi inspirasi bagi keluarga-keluarga untuk mengajarkan anak mengenal Tuhan.
Lagi-lagi tentang Laura, digambarkan sebagai gadis kecil yang pintar, keingintahuannya membuatnya banyak bertanya. Kehidupan yang dijalaninya setiap hari membuatnya banyak bertanya. Bahkan sebelum tidur masih sempat Laura bertanya ke ayahnya, salah satunya perihal kehidupan orang kulit putih terhadap orang Indian. Tentu saja isi percakapan itu merupakan sindiran tajam tentang hubungan orang kulit putih dengan Indian.

Banyak adegan dalam serial drama itu yang membuat penonton akan setia menunggu setiap serialnya. Setiap keluarga merindukan sebuah kehidupan yang indah seperti dilakonkan dalam drama itu.
Pembelajaran pertama bagi anak adalah di keluarga. Kehidupan keluarga yang baik akan membentuk anak menjadi anak yang baik juga.

Dikirim by Email oleh : Tommy FMR

Senin, 12 Maret 2012

Pelantikan Panitia Seminar PGI

12 langkah menghadapi krisis




 

Dalam situasi krisis yang melanda Amerika bahkan dunia, tidak sedikit manusia telah kehilangan pekerjaan, rumah, keluarga bahkan mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

Disisi lain, tidak satupun seorang manusia yang tidak pernah mengalami krisis dalam hidupnya. Entahkah dia orang Percaya, orang Atheis, Tua, Muda, Kaya, Miskin, kulit Coklat, Hitam, Putih semua kita pernah melewati krisis itu dalam hidup ini.

Berbagai pandangan manusia juga berbeda-beda ketika mereka melewati atau memandang sebuah krisis, ada yg survive tapi ada juga yg gagal. Baik itu krisis keluarga, Pekerjaan, Kesehatan, Lingkungan, Ekonomi, pendeknya semua yang ada diatas muka bumi ini selama kita hidup, kita akan dan pernah melewati yang satu ini.

Saya ingin sharing dan mencoba membagi pengalaman ini, ketika melewati masa-masa krisis itu dalam hidup saya. Tidak semua mungkin kita agree dengan pandangan dan langkah-langkah yg saya ambil ketika melewatinya. Tapi biarlah boleh menjadi berkat bagi kita, dan saya mengakui tidaklah mudah untuk kita mampu dan tetap kuat ketika melewati masa-masa krisis itu, saya menyadari kita masih manusia biasa yang oleh karena kasih karuniaNya sajalah kita tetap kuat. Salah satu kekuatan itu adalah lihatlah krisis itu sebagai proses dimana kita sedang memasuki satu keadaan yg lebih baik yg telah disediakan olehNya. Ya hanya melalui kaca mata rohani yaitu iman, kita akan mampu dan mengerti bahwa saat kita masuk pada masa krisis Tuhan sedang membawa kita kepada hal-hal yang baru.

Coba simak 12 langkah ini ketika kita melewati krisis itu:

1. Sebetulnya bahwa KRISIS itu normal saja. Ini penting menjadi bagian dalam prinsip hidup kita. Krisis itu adalah sebuah perubahan dari sebuah keadaan yg sekarang, kepada sebuah keadaan yang belum kita ketahui. Sebagaimana Krisis yg dilewati Bangsa Israel bukanlah mereka gagal ketika mereka menghadapi Firaun, tetapi mereka gagal ketika melewati sebuah perubahan dari kehidupan Tanah Mesir menuju kehidupan Tanah Perjanjian. Apa yang menjadi pola hidup mereka, bahwa mereka melihat krisis sebuah bencana yang membawa mereka kepada kematian di padang gurun. Saya percaya hal ini banyak terjadi dalam hidup kita.Tuhan tidak pernah rugi untuk memberikan tanah yg melimpah dengan susu dan madunya, tetapi masalahnya adalah kita tidak siap menerimanya ketika kita melewati sebuah perubahan dalam hidup kita, yaitu dari keadaan yang sudah kita sukai menuju keadaan yang belum kita ketahui. Ingat Roh Allah selalu bergerak dari keadaan yg convertible zone menuju unconvertible zone agar keadaan itu menjadi convertible zone.

2. Lihatlah gaya hidup Yesus yang selalu mengampuni. Siapa yang harus diampuni? Yang pertama adalah diri kita sendiri, kenapa? Karena pada saat masa Krisis yg kita lewati, yg sering kita lakukan adalah menyalahkan diri kita sendiri, akibatnya kita terjerat kepada perangkap Iblis yaitu tidak dapat mengasihi atau mengampuni orang lain, sebab bila diri kita sendiri saja tidak dapat kita kasihi atau ampuni bagaimanakah kita dapat mengasihi dan mengampuni orang lain? FirmanNya katakan: Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri, tetapi orang yang kejam menyiksa badannya sendiri.
Tahukah saudara, Tuhan membawa kita melewati krisis untuk mengubah Life Style kita, agar serupa dengan gaya Hidup Yesus.

3. Sadarlah bahwa Allah Bapa adalah sumber Kita. Siapapun yg hidup dalam dunia ini mereka harus sadar bahwa Tuhan lah sumber berkat itu. Satu hari ketika saya sedang menyiram tanaman dengan mempergunakan sebuah selang, saya merasakan Roh Tuhan bertanya: siapakah yang pertama kali menikmati air dari kran itu? Tanaman atau Selang? Saya jawab: Tanamannya Tuhan. Dan Tuhan menjawab: engkau salah, yg pertama kali menikmatinya adalah selang itu dan barulah tanamannya. Akulah Kran itu, Akulah sumber berkat itu. Jika engkau mau menjadi selangKu, Aku akan pakai untuk menyirami begitu banyaknya tanaman yg kering. Pernahkah kita berpikir bahwa Allah tidak hanya sumber berkat itu, tetapi Dia juga menyediakan segala macam, jenis, sifat, model, bahkan berkat yg tidak pernah kita minta, seperti yang Dia katakan: Mintalah Berkat bagi Orang yang Mengutuk kamu.
Pernahkah saudara minta jenis berkat ini? Wah luar biasa !! Kalau jujur sering kita hanya minta berkat jasmani, financial, kesehatan, karunia, talenta, pekerjaan dan mungkin daftarnya tak terhitung.
Pada masa krisis sering kita salah mengerti kepada orang lain bahkan juga sebaliknya, kita disalah mengerti orang lain. Mintalah berkat bagi yang mengutuk kita, jenis berkat ini adalah berkat yang begitu mahal yang tidak dapat dinillai oleh apapun, kenapa? Sebab siapakah didunia ini yg memberikan berkat kepada seseorang pada saat orang yang menerima berkat itu mengutuki pemberi berkat?

4. Tetap Tenang dan Jangan Panik. Tidak sedikit anak2 Tuhan panik ketika Krisis itu tiba2 datang. ingatlah dengan tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu. Suara yg tenang namun tegas terdengar ketika Yesus berkata "Calm down!!" kepada angin ribut juga kepada murid-muridNya yg begitu panik dan tidak tahu harus berbuat apa, pada saat perahu mereka hampir tenggelam dilanda angin ribut. Dalam versi English (CEV) dikatakan: Then He got up and ordered the wind and waves to calm down. And everything was calm. Ya, Yesus memberi "Order" kepada Angin dan Gelombang Laut untuk Calm down, Haleluya!!
Kita perlu calm down ketika menghadapi krisis, kita perlu menyediakan waktu kita dan mulai mendengarkan suara Roh Allah yang akan berbicara "Tenanglah". Dalam ketenangan justru kita akan lebih peka mendengar suara Allah. Bayangkan ketika kita ditengah2 keramaian akan sulit bagi kita mendengar seseorang yg sedang berbicara.
Ketika Tuhan menciptakan kita, dikatakan bahwa kita itu seperti gambarNya. Kalau kita punya telinga, Tuhanpun punya telinga. Bila telingamu untuk mendengar bukankah telinga Allah jauh lebih peka dari telinga manusia? Tuhan bilang; Dia yang menanamkan telinga, masakan tidak mendengar? Dia yang membentuk mata, masakan tidak memandang?

5. Pegang prinsip Kemahakuasaan dan Kedaulatan Allah. Semua yang bergerak dan tidak bergerak, segala sesuatu yg kita lihat maupun tidak, yang kita ketahui maupun tidak, ada dalam kontrol dan kedaulatan Tuhan.
Betapa besarNya Tuhan kita itu, renungkan bahwa Bumi itu hanya seperti setitik air didalam sebuah timba, sebagaimana Yesaya katakan: Sesungguhnya, bangsa2 adalah seperti setitik air dalam timba dan dianggap seperti sebutir debu pada neraca. Sesungguhnya, pulau2 tidak lebih dari abu halus beratnya. Tidak ada satupun yang jatuh keatas Bumi ini tanpa seijin Allah Bapa, daun-daun yang jatuh, ranting yang jatuh, dan Tuhan katakan: Bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya.
Ooaalaa dahsyatnya Engkau Tuhan....!!

6. Tuhan membedakan dan mengenal milik kepunyaanNya.
Masa krisis adalah masa dan waktunya untuk Tuhan menyatakan perbedaan bagi mereka yang menjadi milik kepunyaanNya. Ya saudara, harus ada perbedaan siapa yg menjadi milik Tuhan atau bukan. Orang-orang yang mengenal dan yang dikenal oleh Allahnya, akan mengerti saat-saat mereka melewati krisis itu dalam hidup mereka. Firman Tuhan berkata: Tetapi umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak.
Ketika kita sadar bahwa krisis adalah alat Tuhan untuk menyatakan bahwa kita umat kepunyaanNya itu adalah sama dengan kita dibedakan dengan orang-orang dunia ini. Antara orang yang sungguh-sungguh dan yang tidak.
Tuhan katakan: Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Semua orang dapat berkata kamipun beribadah, tetapi tidak semua yg beribadah itu menjadi pemenang ketika melewati krisis dalam hidupnya. Semua juga dapat berkata, kami adalah orang benar tetapi melalui krisis kita akan tahu apakah kita tetap bersandar pada Kebenaran atau tidak.
Krisis yg dilewati Sadrakh, Mesakh dan Abednego bukan saja krisis antara tetap beribadah kepada Tuhan atau kepada allah lain. Tetapi mereka melewati satu keadaan antara mempertahankan atau menyerahkan keteguhan Iman mereka, krisis itu mencapai puncaknya ketika suara itu keluar dari kedalaman hatinya yg berkata: Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja. tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."
Krisis adalah kesempatan bagi Allah untuk menyatakan siapa saya, siapa saudara dihadapan Tuhan dan Dunia.

7. Jaga pikiranmu untuk tidak membatasi Allah. karena pikiran kita sering membatasi Allah. Sebab itu arahkanlah pikiran kita kepada perkara2 Tuhan, perkara2 diatas, perkara2 tentang perbuatan2 yg telah dilakukanNya dalam hidupmu.
Untuk kita bisa membedakan kehendakNya pada saat krisis adalah dengan memperbaharui pola pikir kita, Paulus ingatkan itu: Don't be like the people of this world, but let God change the way you THINK. Then you will know how to do everything that is good and pleasing to Him.
Bagaimana kita memperbaharui pikiran kita, Yesus katakan: Bukanlah kehendakKu, tetapi biarlah kehendakMu yang jadi. Di English ver (GW) dikatakan: However, You will must be done, not mine. Ijinkan Tuhan memperbaharui pikiran kita dengan mengijinkan dia menyelesaikan, memenuhi setiap ruangan dalam pikiran kita yg pada dasarnya adalah Let Him finished and must be done.
Sehingga tidak ada lagi ruangan kosong dalam pikiran kita, karena semuanya telah dipenuhkan olehNya.

8. Is only Temporary. Ingatlah prinsip ini, untuk segala sesuatu yang ada dibawah kolong langit ini ada waktunya. Demikian dengan Krisis, itu hanya sementara, itu tidak selama2nya. Bila itu selama2nya sia2lah apa yang dikatakan Raja Salomo; Untuk segala SESUATU ada masanya, untuk apapun dibawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk menanam, ada waktu mencabut yang ditanam, ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa. Berarti ini adalah hukum yang ada dibawah kolong langit ini, bahwa segala sesuatu yang sedang kita lewati hanyalah temporary. Ada waktunya kita akan menuai, karena kita pernah menabur. Masa krisis adalah masa dimana kita sedang menunggu tuaian itu. Kita harus bersabar, seperti seorang petani yang menunggu apa yang dia telah tabur. Ada 2 musim hujan yang akan kita lewati ketika sedang menunggu tuaian; yaitu Hujan musim gugur dan hujan musim semi. Hujan musim gugur adalah waktu dimana kita menanggalkan semuanya, will kita, mind kita, ego kita, yang artinya semua yg menjadi kekuatan atau kemampuan kita seperti sifat musim (session) hujan yg membuat gugur semua daun2, demikianlah seluruh kekuatan daging kita dirontokan, agar kekuatan roh Allah saja yg nyata. Dan hujan musim semi sebelum Penuaian adalah saat tunas2 yg baru mulai tumbuh, saat sebelum buah muncul maka tunas2 baru yg keluar. Manusia Allah tidak akan nyata didalam kehidupan kita sebelum segala sesuatu dirontokkan. Tunas2 pekerjaan Manusia Allah itu pasti nyata sebelum Buah2 Roh itu siap Dituai. Masa Krisis yg kita lewati sangat menentukan, apakah kita akan menuai buah buah kemenangan atau tidak, itu sama dengan 2 musim hujan yang kita lewati. Tidak heran bila Rasul Paulus mengatakan, agar kita mengerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar sebab Masa krisis adalah juga karya keselamatan, dimana hidup kita yg temporary menerima yang Kekal itu dalam karya keselamatanNya.

9. Rendahkan diri kita utk menaati Allah, ingat kekuatan, kemampuan diri sendiri adalah buah2 dari kesombongan, percayalah bhw Alllah akan membela dan membenarkanmu.
Raja Daud katakan: Sebab Engkau membela perkaraku dan hakku, sebagai hakim yang adil Engkau duduk diatas takhta

10. Jangan tawar hati, ini saya umpamakan seperti orang yang lidahnya tawar, sulit membedakan yang manis dan yg asam. Saya ingat waktu pernah terbaring di rumah sakit. Ketika Nurse menawarkan makan, dan saya mulai memakan makanan itu. Saya tidak merasakan apa2, karena lidah dan mulut saya tawar atau hambar. Ini disebabkan karena tubuh saya yg sedang sakit atau tdk stamina. Demikian dengan Hati kita jangan sampai tawar ketika melewati krisis, sebab itu hanya perubahan saja. Mungkin dari yang tadinya manis dan sekarang menjadi pahit. Sebetulnya kita bersyukur bila kita masih merasakan yg pahit, itu adalah tanda bahwa hati kita tidak tawar. Yesus katakan sesuatu yg tawar akan dibuang karena tidak berguna: kamu adalah garam dunia, jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan ? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
Banyak anak2 Tuhan telah menjadi tawar hatinya, dan ketawaran hati membuahkan kekecewaan, dan ketika kita kecewa, kekecewaan itu akan membuahkan kecewa kepada diri sendiri, kepada orang lain dan terakhir kepada Tuhan. Ingatlah jagalah hatimu sebab dari sanalah memancar kehidupan

11. Berkomunikasilah dengan orang yg saudara anggap dapat dipercaya. Ingat yang dapat dipercaya artinya tidak hanya bisa menyimpan rahasia, tetapi yang tidak bocor mulut. Murid2 Tuhan juga seringkali tidak dapat dipercaya Yesus, berulangkali Alkitab katakan Yesus mengingatkan murid2Nya agar menyimpan perkara itu, tapi toh akhirnya mereka tidak bisa menyimpannya. Dapat dipercaya artinya: Jerih Payah Seseorang Dalam Menjaga Kepercayaan Itu.
Firman Tuhan katakan: Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yg baik dalam jerih payah mereka.

12. Bertindaklah berdasarkan prinsip Iman yaitu Pengharapan kepada Tuhan, melalui janji2Nya firmanNya. Peganglah perkataanNya, JanjiNya, seperti Pemazmur katakan: Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai Semua orang yang berharap kepada Tuhan.
Amin
   
  {sumber : Radikal (RancanganNya didalam kehidupan anak-anak Allah)}
Sent by email from Tommy FM Rompas

Kamis, 08 Maret 2012

Cara Tuhan menjawab doa kita

Ada seorang tentara Amerika yang melayani Tuhan berdiri di pinggir jalan untuk mencari
tumpangan ke kota Chicago di Illinois. Sebenarnya perbuatan "hitchhiking" ini melanggar hukum dan sangat berbahaya, tetapi tidak ada alternatif lain bagi tentara ini kecuali melakukan hal itu.
Tiba-tiba sebuah limousine warna hitam menghampiri tentara itu dan memberikan tumpangan. Tentara dan pemilik limousine tersebut saling berkenalan (siapa namanya, asalnya dari mana,
kerja di mana, dsb) dan tiba-tiba Roh Kudus membisikkan dalam hati tentara ini untuk membagikan berita mengenai keselamatan di alam Kristus kepada pemilik limousine ini. Tentara itu menolak bisikan Roh tersebut, karena pikirnya, masakan saya habis melanggar hukum tiba2 memberitakan Kristus, dan terlebih lagi karena tentara ini TAKUT dipukuli pemilik limousine ini dan diturunkan ditengah jalan.
Tapi bisikan Roh Kudus tersebut sedemikian kuat sehingga tentara ini tidak tahan lagi dan
berkata kepada pemilik limousine ini, "Pak... boleh nggak saya menanyakan masalah pribadi?"
"Oh, boleh saja," jawab Bapak ini, "Pertanyaan apa?" "Kalau misalnya Bapak meninggal dunia
besok pagi, Bapak kira-kira akan masuk surga atau masuk neraka?" "Kamu tahu nggak?" jawab Bapak ini, "Sesaat sebelum saya memberimu tumpangan, saya juga tiba-tiba memikirkan hal itu, dan saya pikir kalau saya mati besok, saya akan masuk neraka." "Bapak mau nggak saya beritahu caranya masuk surga?" tanya tentara ini. "Oh, tentu saja mau," jawab Bapak itu.
Tentara itu lalu mulai membagikan berita keselamatan mengenai Yesus Kristus dan menantang
Bapak ini untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Bapak itu
bersedia menerima Yesus, dan ia menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan mengajak tentara
itu membimbing dia berdoa untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Air mata
meleleh di pipi Bapak ini. Ia mengatakan, "kamu tahu nggak? Malam ini kamu sudah melakukan hal yang sangat besar bagi hidup saya, saya nggak akan pernah melupakan apa yang kamu sudah lakukan bagi hidup saya Chicago, ketika tentara ini mohon diri (turun dari mobil), Bapak itu memberikan satu kartu nama sambil berkata, "Ketahuilah... hari ini anda sudah melakukan hal yang sangat penting dalam hidup saya. Kapan-kapan kalau main ke Chicago hubungilah saya di alamat ini." dan tak lama kemudian mereka berpisah.
Waktu lima tahun sudah berlalu dan tentara ini kemudian kembali berkunjung ke kota Chicago,
dan ia ingat akan kartu nama yang diberikan oleh Bapak pemilik limousine ini kepadanya. Tentara
ini ingin tahu kabar mengenai Bapak tersebut, dan ia datang ke alamat yang tertera di kartu nama
tersebut, dan ia sampai ke sebuah gedung pencakar langit kantor pusat sebuah perusahaan raksasa di Amerika Serikat. Ia memberikan kartu tersebut kepada satpam, dan satpam itu sangat terkejut dan bertanya, "Dari mana kamu dapatkan kartu ini?" Tentara itu menjawab, "Yang empunya kartu itu sendiri yang memberikannya kepada saya." sehingga satpam itu menjawab, "Kamu naik ke lantai paling atas, sampai sana belok kiri dan kamu tanya pada sekretaris yang ada di sana." Tentara itu naik ke lantai paling atas dan memberikan kartu nama itu kepada sekretaris yang ada di sana yang juga sangat terkejut, "Dari mana anda dapatkan kartu ini?"
Jawab tentara itu, "Wah... panjang ceritanya... tapi beliau sendiri yang memberikannya kepada
saya." "Bapak ini sekarang tidak ada di sini...apakah anda ingin bertemu dengan istrinya?" "Boleh", jawab tentara itu, dan ia dipertemukan dengan istri Bapak itu yang adalah Presiden Direktur dari perusahaan raksasa tersebut. "Dari mana kamu peroleh kartu ini?" tanya ibu (istri) tersebut. Tentara itu menceriterakan ihwal pertemuannya dengan Bapak itu dan bagaimana Bapak itu menerima Yesus sebagai penyelamatnya. Mendengar itu semua meledaklah tangis Ibu tersebut. Ia menceriterakan bahwa tak lama sesudah menurunkan tentara itu, limousine tersebut memperoleh kecelakaan yang sangat fatal yang menewaskan Bapak tersebut. Ibu itu mengatakan bahwa bertahun-tahun ia berdoa supaya suaminya diselamatkan, dan ia mengira bahwa suaminya meninggal tanpa diselamatkan, sehingga ia begitu marah kepada Tuhan dan meninggalkan gereja dan pelayanannya.
Apa yang dilakukan oleh tentara itu adalah hal yang paling penting yang pernah terjadi dalam
hidup Bapak itu, tetapi hal yang tidak kalah penting lagi ialah CARA Allah mengabulkan doa ibu itu.
Ibu itu sadar bahwa Allah BEKERJA di dalam doa2 yang disampaikannya TANPA memberitahu
Ibu tersebut bahwa doanya TELAH DIKABULKAN TUHAN.

Dari kisah ini kita bisa belajar:
HARUSKAH Tuhan itu memberitahu kita apabila Ia bekerja dalam rangka mengabulkan doa-doa
kita?
TIDAKKAH mata iman kita itu bisa melihat bahwa di balik doa yang SEPERTINYA tidak dikabulkan oleh Tuhan itu TERNYATA Tuhan bekerja untuk mengabulkan doa2 kita?
Sedemikian cepatnyakah kita MENUDUH bahwa Tuhan itu tidak setia, Tuhan itu berbohong,
Tuhan itu tidak menjawab doa-doa kita, dan Tuhan itu tidak berkenan atas doa-doa kita?

HARUSKAH Allah itu mengabulkan doa kita dengan cara yang SESUAI dengan cara yang kita
sodorkan kepada Tuhan? Apakah kita sudah sedemikian "dijangkiti" oleh "doa instan" yang "harus dikabulkan hari ini juga","harus dikabulkan tahun ini juga" dan lain sebagainya?

Cara Memanfaatkan Problem


 Apa yang Tuhan ingin katakan melalui problem yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita?
Respon kita yang akan menentukan apakah problem tersebut dapat menghancurkan kita atau dapat
membangun kita. Sayangnya, kebanyakan orang sering gagal untuk melihat bagaimana Tuhan ingin
menggunakan problem ini untuk mendatangkan kebaikan dalam hidup mereka. Mereka bereaksi
bodoh dan membenci problem daripada mencoba untuk berpikir keuntungan apa yang dapat
diperoleh melalui problem tersebut.
Dibawah ini adalah 5 cara bagaimana Tuhan ingin menggunakan problem tersebut dalam hidup kita.

1. Tuhan menggunakan problem untuk menuntun kita. Kadang-kadang Tuhan perlu
memberikan kejutan untuk membuat anda bergerak maju. Problem seringkali memberikan arah
tujuan yang benar dan memotivasi kita. Tuhan ingin menarik perhatian kita sehingga kita kembali
fokus kepada jalanNya. Amsal 20:30 - .....dan pukulan membersihkan lubuk hati. "Seringkali terjadi
situasi yang menyakitkan untuk merubah jalan kita."

2. Tuhan menggunakan problem untuk menginspeksi kita. Manusia seperti teh celup....apabila
kita ingin mengetahui apa yang ada di dalamnya, kita celupkan ke dalam air panas! Apakah Tuhan
pernah meguji iman saudara melalui problem? Apabila saudara mengalami problem, apa yang
muncul dari dalam saudara? "Ketika kita mengalami banyak masalah, seharusnya kita penuh dengan
sukacita. karena kita tahu bahwa masalah itu menguji iman kita dan hal ini akan menghasilkan
kesabaran" Yakobus 1: 2-4

3. Tuhan menggunakan problem untuk mengkoreksi kita. Beberapa pelajaran hanya dapat
kita pelajari melalui kepedihan dan kegagalan. Sebagai seorang anak, seringkali orang tua kita
mengajarkan untuk tidak memgang kompor yang panas. Tetapi beberapa dari kita baru percaya dan
belajar bahwa kompor itu panas setelah memegang dengan tangan sendiri dan merasakan bagaimana
tidak enaknya terbakar. Kadang-kadang kita baru menyadari, belajar dan menghargai sesuatu setelah
kita kehilangan sesuatu. "Adalah hal yang terbaik yang terjadi bagiku apabila degan itu aku dapat
belajar ketetapanMU" Mazmur 119:71-73

4. Tuhan menggunakan problem untuk melindungi kita. Problem dapat menjadi berkat bagi
kita ketika dapat menghindarkan kita dari hal-hal yang berbahaya. Tahun lalu seorang teman saya di
PHK dari pekerjaannya karena menolak untuk melakukan hal yang tidak etis yang diinginkan oleh
atasannya. Pengangguran sementara itu adalah problem yang dihadapinya pada saat itu ,namun
hal itu justru menyelamatkannya dari penjara setelah tim direksi mengetahui perbuatan tersebut
beberapa saat setelah dia dipecat dari pekerjaannya. "Engkau merancangkan yang jahat terhadap aku,
tetapi Tuhan merancangkan yang baik untuk aku" Keadian 50:20

5. Tuhan menggunakan problem untuk meyempurnakan kita Problem, bila kita kita
meresponikannya dengan benar, adalah merupakan pembentuk karakter kita. Tuhan lebih tertarik
dalam karakter kita daripada kenyamanan kita. Hubungan kita dengan Tuhan dan karakter kita
adalah dua hal yang akan kita bawa ke dalam kekekalan. "KIta dapat bersuka cita sewaktu berjalan
dalam problem...karena melalui itulah kita belajar kesabaran. Dan kesabaran membangun karakter
yang kuat dalam kita dan membantu kita untuk percaya kepada Tuhan semakin dalam sampai
akhirnya pengharapan dan iman kita kuat dan matang."

Roma 5:3-5 TUHAN SEDANG BEKERJA DALAM HIDUP KITA SEKALIPUN KITA TIDAK
MENYADARINYA ATAUPUN MENGERTI

Diterjemahkan dari "Ways to Make Use of Problems" by Brookes Eiler

Selasa, 21 Februari 2012

From Good To Great

Matius 10:1
Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan.

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 49; Kisah Para Rasul 21; Imamat 8-9

From good to great! Rasanya ungkapan tersebut sedang menjadi sasaran yang sedang trend di berbagai perusahaan akhir-akhir ini. Mereka tidak puas hanya dengan menjadi baik saja, tetapi mereka ingin menjadi besar dan luar biasa.

Bagi kita para praktisi dalam dunia kerja, hal tersebut juga dapat kita terapkan, dan kita akan merenungkan salah satu aspek yang sangat penting yang perlu dipahami sehingga kita dapat beralih dari sekedar baik menjadi luar biasa.

Tentunya tidak ada yang meragukan kemampuan dan performa Yesus Tuhan kita, saat Ia hidup di dunia sebagai manusia. Dia adalah seorang yang memiliki performa yang top dan belum ada bandingannya hingga saat ini. Belum ada yang dapat memberikan keteladanan hidup seperti Dia. Namun Firman-Nya mencatat bagaimana Ia menyadari bahwa tidak mungkin Ia melakukan semua pekerjaan-Nya sendirian. Untuk menggenapi seluruh rencana Bapa bagi umat manusia, kemudian Ia memanggil, memuridkan dan mengutus urid-murid.

Tidak ada yang dapat mencapai hasil luar biasa sendirian. Semua pekerjaan dan proyek besar adalah hasil kerjasama suatu tim. Hidup kita bukan hanya sekedar pertandingan sprint, tetapi bagaikan perlombaan estafet. Kita perlu orang lain untuk menjadi besar. Mari kita berkomitmen untuk menjadi seorang pemain tim dan bukan hanya seorang pemain solo.

Hidup kita bukan hanya sekedar pertandingan sprint, tetapi bagaikan perlombaan estafet.

Minggu, 19 Februari 2012

Memilih untuk melangkah maju daripada mundur.

"Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang tidak layak untuk Kerajaan Allah."
(Neh 2:1-8; Luk 9:57-62)
" Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: "Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana." Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku." Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah." (Luk 9:57-62), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Perayaan Natal Persekuan Diaspora Batam 20 desember 2011







Pelembagaan Gemindo Jemaat "Diaspora" Batam 12 Februari 2012




Peneguhan para majelis Jemaat Diaspora Batam


Jalan sehat keluarga Gemindo Jemaat Diaspora Batam tempat Ocarina Batam center

Ibu Pdt.Lahope melepas gerak jalan santai Jemaat Diaspora 
Ibu-ibu Diaspora berfoto bersama
Jeslin dan Bernard

Ibu-ibu dengan semangat ikut lomba lari klereng

Ibu Viky sebagai instruktur dalam senam poco poco