Minggu, 25 Maret 2012
Selasa, 13 Maret 2012
Drama keluarga, "Little House On The Prairie".
Drama keluarga, Little House On The Prairie, merupakan film drama yang saya selalu tunggu di TVRI. Kisah keluarga petani yang dipernakan oleh Michael Landon (ayah) dan Mellisa Gilbert (Laura, putri petani) selalu menyajikan kisah yang menginspirasi.
Kehidupan keluarga petani seolah memberikan pesan akan indahnya kehidupan keluarga petani. Setiap seri dari drama keluarga ini membawakan tema yang sederhana, membawa penonton terpesona akan indahnya sebuah keluarga petani. Melihat peran Michael Landon sebagai ayah, bersama istrinya membesarkan anak-anaknya, serta Laura yang seolah seperti malaikat kecil yang selalu hadir bagi orangtua dan saudara-saudaranya.
Saya sangat kagum dengan Melisa Gilbert yang berperan sebagai Laura. Gadis kecil dengan rambut kepangnya, gigi kelinci serta senyum dan ketawanya membawa suasana menjadi hangat dalam keluarga itu. Keluarga yang dikisahkan sangat religius membawa pesan bagi penonton untuk menjadikan Tuhan sebagai pemimpin keluarga sehingga keluarga senantiasa dilindungi dan diberkati oleh Tuhan. Lihat saja ketika Laura memimpin doa makan bersama. Ini menjadi inspirasi bagi keluarga-keluarga untuk mengajarkan anak mengenal Tuhan.
Lagi-lagi tentang Laura, digambarkan sebagai gadis kecil yang pintar, keingintahuannya membuatnya banyak bertanya. Kehidupan yang dijalaninya setiap hari membuatnya banyak bertanya. Bahkan sebelum tidur masih sempat Laura bertanya ke ayahnya, salah satunya perihal kehidupan orang kulit putih terhadap orang Indian. Tentu saja isi percakapan itu merupakan sindiran tajam tentang hubungan orang kulit putih dengan Indian.
Banyak adegan dalam serial drama itu yang membuat penonton akan setia menunggu setiap serialnya. Setiap keluarga merindukan sebuah kehidupan yang indah seperti dilakonkan dalam drama itu.
Pembelajaran pertama bagi anak adalah di keluarga. Kehidupan keluarga yang baik akan membentuk anak menjadi anak yang baik juga.
Dikirim by Email oleh : Tommy FMR
Senin, 12 Maret 2012
12 langkah menghadapi krisis
| ||||||||
|
Kamis, 08 Maret 2012
Cara Tuhan menjawab doa kita
Ada seorang tentara Amerika yang melayani Tuhan berdiri di pinggir jalan untuk mencari
tumpangan ke kota Chicago di Illinois. Sebenarnya perbuatan "hitchhiking" ini melanggar hukum dan sangat berbahaya, tetapi tidak ada alternatif lain bagi tentara ini kecuali melakukan hal itu.
Tiba-tiba sebuah limousine warna hitam menghampiri tentara itu dan memberikan tumpangan. Tentara dan pemilik limousine tersebut saling berkenalan (siapa namanya, asalnya dari mana,
kerja di mana, dsb) dan tiba-tiba Roh Kudus membisikkan dalam hati tentara ini untuk membagikan berita mengenai keselamatan di alam Kristus kepada pemilik limousine ini. Tentara itu menolak bisikan Roh tersebut, karena pikirnya, masakan saya habis melanggar hukum tiba2 memberitakan Kristus, dan terlebih lagi karena tentara ini TAKUT dipukuli pemilik limousine ini dan diturunkan ditengah jalan.
Tapi bisikan Roh Kudus tersebut sedemikian kuat sehingga tentara ini tidak tahan lagi dan
berkata kepada pemilik limousine ini, "Pak... boleh nggak saya menanyakan masalah pribadi?"
"Oh, boleh saja," jawab Bapak ini, "Pertanyaan apa?" "Kalau misalnya Bapak meninggal dunia
besok pagi, Bapak kira-kira akan masuk surga atau masuk neraka?" "Kamu tahu nggak?" jawab Bapak ini, "Sesaat sebelum saya memberimu tumpangan, saya juga tiba-tiba memikirkan hal itu, dan saya pikir kalau saya mati besok, saya akan masuk neraka." "Bapak mau nggak saya beritahu caranya masuk surga?" tanya tentara ini. "Oh, tentu saja mau," jawab Bapak itu.
Tentara itu lalu mulai membagikan berita keselamatan mengenai Yesus Kristus dan menantang
Bapak ini untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Bapak itu
bersedia menerima Yesus, dan ia menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan mengajak tentara
itu membimbing dia berdoa untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Air mata
meleleh di pipi Bapak ini. Ia mengatakan, "kamu tahu nggak? Malam ini kamu sudah melakukan hal yang sangat besar bagi hidup saya, saya nggak akan pernah melupakan apa yang kamu sudah lakukan bagi hidup saya Chicago, ketika tentara ini mohon diri (turun dari mobil), Bapak itu memberikan satu kartu nama sambil berkata, "Ketahuilah... hari ini anda sudah melakukan hal yang sangat penting dalam hidup saya. Kapan-kapan kalau main ke Chicago hubungilah saya di alamat ini." dan tak lama kemudian mereka berpisah.
Waktu lima tahun sudah berlalu dan tentara ini kemudian kembali berkunjung ke kota Chicago,
dan ia ingat akan kartu nama yang diberikan oleh Bapak pemilik limousine ini kepadanya. Tentara
ini ingin tahu kabar mengenai Bapak tersebut, dan ia datang ke alamat yang tertera di kartu nama
tersebut, dan ia sampai ke sebuah gedung pencakar langit kantor pusat sebuah perusahaan raksasa di Amerika Serikat. Ia memberikan kartu tersebut kepada satpam, dan satpam itu sangat terkejut dan bertanya, "Dari mana kamu dapatkan kartu ini?" Tentara itu menjawab, "Yang empunya kartu itu sendiri yang memberikannya kepada saya." sehingga satpam itu menjawab, "Kamu naik ke lantai paling atas, sampai sana belok kiri dan kamu tanya pada sekretaris yang ada di sana." Tentara itu naik ke lantai paling atas dan memberikan kartu nama itu kepada sekretaris yang ada di sana yang juga sangat terkejut, "Dari mana anda dapatkan kartu ini?"
Jawab tentara itu, "Wah... panjang ceritanya... tapi beliau sendiri yang memberikannya kepada
saya." "Bapak ini sekarang tidak ada di sini...apakah anda ingin bertemu dengan istrinya?" "Boleh", jawab tentara itu, dan ia dipertemukan dengan istri Bapak itu yang adalah Presiden Direktur dari perusahaan raksasa tersebut. "Dari mana kamu peroleh kartu ini?" tanya ibu (istri) tersebut. Tentara itu menceriterakan ihwal pertemuannya dengan Bapak itu dan bagaimana Bapak itu menerima Yesus sebagai penyelamatnya. Mendengar itu semua meledaklah tangis Ibu tersebut. Ia menceriterakan bahwa tak lama sesudah menurunkan tentara itu, limousine tersebut memperoleh kecelakaan yang sangat fatal yang menewaskan Bapak tersebut. Ibu itu mengatakan bahwa bertahun-tahun ia berdoa supaya suaminya diselamatkan, dan ia mengira bahwa suaminya meninggal tanpa diselamatkan, sehingga ia begitu marah kepada Tuhan dan meninggalkan gereja dan pelayanannya.
Apa yang dilakukan oleh tentara itu adalah hal yang paling penting yang pernah terjadi dalam
hidup Bapak itu, tetapi hal yang tidak kalah penting lagi ialah CARA Allah mengabulkan doa ibu itu.
Ibu itu sadar bahwa Allah BEKERJA di dalam doa2 yang disampaikannya TANPA memberitahu
Ibu tersebut bahwa doanya TELAH DIKABULKAN TUHAN.
Dari kisah ini kita bisa belajar:
HARUSKAH Tuhan itu memberitahu kita apabila Ia bekerja dalam rangka mengabulkan doa-doa
kita?
TIDAKKAH mata iman kita itu bisa melihat bahwa di balik doa yang SEPERTINYA tidak dikabulkan oleh Tuhan itu TERNYATA Tuhan bekerja untuk mengabulkan doa2 kita?
Sedemikian cepatnyakah kita MENUDUH bahwa Tuhan itu tidak setia, Tuhan itu berbohong,
Tuhan itu tidak menjawab doa-doa kita, dan Tuhan itu tidak berkenan atas doa-doa kita?
HARUSKAH Allah itu mengabulkan doa kita dengan cara yang SESUAI dengan cara yang kita
sodorkan kepada Tuhan? Apakah kita sudah sedemikian "dijangkiti" oleh "doa instan" yang "harus dikabulkan hari ini juga","harus dikabulkan tahun ini juga" dan lain sebagainya?
tumpangan ke kota Chicago di Illinois. Sebenarnya perbuatan "hitchhiking" ini melanggar hukum dan sangat berbahaya, tetapi tidak ada alternatif lain bagi tentara ini kecuali melakukan hal itu.
Tiba-tiba sebuah limousine warna hitam menghampiri tentara itu dan memberikan tumpangan. Tentara dan pemilik limousine tersebut saling berkenalan (siapa namanya, asalnya dari mana,
kerja di mana, dsb) dan tiba-tiba Roh Kudus membisikkan dalam hati tentara ini untuk membagikan berita mengenai keselamatan di alam Kristus kepada pemilik limousine ini. Tentara itu menolak bisikan Roh tersebut, karena pikirnya, masakan saya habis melanggar hukum tiba2 memberitakan Kristus, dan terlebih lagi karena tentara ini TAKUT dipukuli pemilik limousine ini dan diturunkan ditengah jalan.
Tapi bisikan Roh Kudus tersebut sedemikian kuat sehingga tentara ini tidak tahan lagi dan
berkata kepada pemilik limousine ini, "Pak... boleh nggak saya menanyakan masalah pribadi?"
"Oh, boleh saja," jawab Bapak ini, "Pertanyaan apa?" "Kalau misalnya Bapak meninggal dunia
besok pagi, Bapak kira-kira akan masuk surga atau masuk neraka?" "Kamu tahu nggak?" jawab Bapak ini, "Sesaat sebelum saya memberimu tumpangan, saya juga tiba-tiba memikirkan hal itu, dan saya pikir kalau saya mati besok, saya akan masuk neraka." "Bapak mau nggak saya beritahu caranya masuk surga?" tanya tentara ini. "Oh, tentu saja mau," jawab Bapak itu.
Tentara itu lalu mulai membagikan berita keselamatan mengenai Yesus Kristus dan menantang
Bapak ini untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Bapak itu
bersedia menerima Yesus, dan ia menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan mengajak tentara
itu membimbing dia berdoa untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Air mata
meleleh di pipi Bapak ini. Ia mengatakan, "kamu tahu nggak? Malam ini kamu sudah melakukan hal yang sangat besar bagi hidup saya, saya nggak akan pernah melupakan apa yang kamu sudah lakukan bagi hidup saya Chicago, ketika tentara ini mohon diri (turun dari mobil), Bapak itu memberikan satu kartu nama sambil berkata, "Ketahuilah... hari ini anda sudah melakukan hal yang sangat penting dalam hidup saya. Kapan-kapan kalau main ke Chicago hubungilah saya di alamat ini." dan tak lama kemudian mereka berpisah.
Waktu lima tahun sudah berlalu dan tentara ini kemudian kembali berkunjung ke kota Chicago,
dan ia ingat akan kartu nama yang diberikan oleh Bapak pemilik limousine ini kepadanya. Tentara
ini ingin tahu kabar mengenai Bapak tersebut, dan ia datang ke alamat yang tertera di kartu nama
tersebut, dan ia sampai ke sebuah gedung pencakar langit kantor pusat sebuah perusahaan raksasa di Amerika Serikat. Ia memberikan kartu tersebut kepada satpam, dan satpam itu sangat terkejut dan bertanya, "Dari mana kamu dapatkan kartu ini?" Tentara itu menjawab, "Yang empunya kartu itu sendiri yang memberikannya kepada saya." sehingga satpam itu menjawab, "Kamu naik ke lantai paling atas, sampai sana belok kiri dan kamu tanya pada sekretaris yang ada di sana." Tentara itu naik ke lantai paling atas dan memberikan kartu nama itu kepada sekretaris yang ada di sana yang juga sangat terkejut, "Dari mana anda dapatkan kartu ini?"
Jawab tentara itu, "Wah... panjang ceritanya... tapi beliau sendiri yang memberikannya kepada
saya." "Bapak ini sekarang tidak ada di sini...apakah anda ingin bertemu dengan istrinya?" "Boleh", jawab tentara itu, dan ia dipertemukan dengan istri Bapak itu yang adalah Presiden Direktur dari perusahaan raksasa tersebut. "Dari mana kamu peroleh kartu ini?" tanya ibu (istri) tersebut. Tentara itu menceriterakan ihwal pertemuannya dengan Bapak itu dan bagaimana Bapak itu menerima Yesus sebagai penyelamatnya. Mendengar itu semua meledaklah tangis Ibu tersebut. Ia menceriterakan bahwa tak lama sesudah menurunkan tentara itu, limousine tersebut memperoleh kecelakaan yang sangat fatal yang menewaskan Bapak tersebut. Ibu itu mengatakan bahwa bertahun-tahun ia berdoa supaya suaminya diselamatkan, dan ia mengira bahwa suaminya meninggal tanpa diselamatkan, sehingga ia begitu marah kepada Tuhan dan meninggalkan gereja dan pelayanannya.
Apa yang dilakukan oleh tentara itu adalah hal yang paling penting yang pernah terjadi dalam
hidup Bapak itu, tetapi hal yang tidak kalah penting lagi ialah CARA Allah mengabulkan doa ibu itu.
Ibu itu sadar bahwa Allah BEKERJA di dalam doa2 yang disampaikannya TANPA memberitahu
Ibu tersebut bahwa doanya TELAH DIKABULKAN TUHAN.
Dari kisah ini kita bisa belajar:
HARUSKAH Tuhan itu memberitahu kita apabila Ia bekerja dalam rangka mengabulkan doa-doa
kita?
TIDAKKAH mata iman kita itu bisa melihat bahwa di balik doa yang SEPERTINYA tidak dikabulkan oleh Tuhan itu TERNYATA Tuhan bekerja untuk mengabulkan doa2 kita?
Sedemikian cepatnyakah kita MENUDUH bahwa Tuhan itu tidak setia, Tuhan itu berbohong,
Tuhan itu tidak menjawab doa-doa kita, dan Tuhan itu tidak berkenan atas doa-doa kita?
HARUSKAH Allah itu mengabulkan doa kita dengan cara yang SESUAI dengan cara yang kita
sodorkan kepada Tuhan? Apakah kita sudah sedemikian "dijangkiti" oleh "doa instan" yang "harus dikabulkan hari ini juga","harus dikabulkan tahun ini juga" dan lain sebagainya?
Cara Memanfaatkan Problem
Apa yang Tuhan ingin katakan melalui problem yang Tuhan
ijinkan terjadi dalam hidup kita?
Respon kita yang akan menentukan apakah problem tersebut
dapat menghancurkan kita atau dapat
membangun kita. Sayangnya, kebanyakan orang sering gagal
untuk melihat bagaimana Tuhan ingin
menggunakan problem ini untuk mendatangkan kebaikan dalam
hidup mereka. Mereka bereaksi
bodoh dan membenci problem daripada mencoba untuk berpikir
keuntungan apa yang dapat
diperoleh melalui problem tersebut.
Dibawah ini adalah 5 cara bagaimana Tuhan ingin menggunakan
problem tersebut dalam hidup kita.
1. Tuhan menggunakan problem untuk menuntun kita.
Kadang-kadang Tuhan perlu
memberikan kejutan untuk membuat anda bergerak maju. Problem
seringkali memberikan arah
tujuan yang benar dan memotivasi kita. Tuhan ingin menarik
perhatian kita sehingga kita kembali
fokus kepada jalanNya. Amsal 20:30 - .....dan pukulan
membersihkan lubuk hati. "Seringkali terjadi
situasi yang menyakitkan untuk merubah jalan kita."
2. Tuhan menggunakan problem untuk menginspeksi kita.
Manusia seperti teh celup....apabila
kita ingin mengetahui apa yang ada di dalamnya, kita
celupkan ke dalam air panas! Apakah Tuhan
pernah meguji iman saudara melalui problem? Apabila saudara
mengalami problem, apa yang
muncul dari dalam saudara? "Ketika kita mengalami
banyak masalah, seharusnya kita penuh dengan
sukacita. karena kita tahu bahwa masalah itu menguji iman
kita dan hal ini akan menghasilkan
kesabaran" Yakobus 1: 2-4
3. Tuhan menggunakan problem untuk mengkoreksi kita.
Beberapa pelajaran hanya dapat
kita pelajari melalui kepedihan dan kegagalan. Sebagai
seorang anak, seringkali orang tua kita
mengajarkan untuk tidak memgang kompor yang panas. Tetapi
beberapa dari kita baru percaya dan
belajar bahwa kompor itu panas setelah memegang dengan
tangan sendiri dan merasakan bagaimana
tidak enaknya terbakar. Kadang-kadang kita baru menyadari,
belajar dan menghargai sesuatu setelah
kita kehilangan sesuatu. "Adalah hal yang terbaik yang
terjadi bagiku apabila degan itu aku dapat
belajar ketetapanMU" Mazmur 119:71-73
4. Tuhan menggunakan problem untuk melindungi kita. Problem
dapat menjadi berkat bagi
kita ketika dapat menghindarkan kita dari hal-hal yang
berbahaya. Tahun lalu seorang teman saya di
PHK dari pekerjaannya karena menolak untuk melakukan hal
yang tidak etis yang diinginkan oleh
atasannya. Pengangguran sementara itu adalah problem yang
dihadapinya pada saat itu ,namun
hal itu justru menyelamatkannya dari penjara setelah tim
direksi mengetahui perbuatan tersebut
beberapa saat setelah dia dipecat dari pekerjaannya.
"Engkau merancangkan yang jahat terhadap aku,
tetapi Tuhan merancangkan yang baik untuk aku" Keadian
50:20
5. Tuhan menggunakan problem untuk meyempurnakan kita
Problem, bila kita kita
meresponikannya dengan benar, adalah merupakan pembentuk
karakter kita. Tuhan lebih tertarik
dalam karakter kita daripada kenyamanan kita. Hubungan kita
dengan Tuhan dan karakter kita
adalah dua hal yang akan kita bawa ke dalam kekekalan.
"KIta dapat bersuka cita sewaktu berjalan
dalam problem...karena melalui itulah kita belajar
kesabaran. Dan kesabaran membangun karakter
yang kuat dalam kita dan membantu kita untuk percaya kepada
Tuhan semakin dalam sampai
akhirnya pengharapan dan iman kita kuat dan matang."
Roma 5:3-5 TUHAN SEDANG BEKERJA DALAM HIDUP KITA SEKALIPUN
KITA TIDAK
MENYADARINYA ATAUPUN MENGERTI
Langganan:
Postingan (Atom)